Foto
Susi Pudjiastuti tengah menggendong nenek-nenek ke pesawat maskapai
Susi Air, yang diunggah di akun Facebook resmi Presiden Joko Widodo.
|
Jakarta, Mediwarga.info - Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti, kekinian tengah menjadi buah bibir lantaran personya yang terbilang eksentrik.
Bos maskapai penerbangan Susi Air tersebut, gemar mengisap rokok. Ia
juga diketahui memiliki tato. Dua hal yang masih dianggap tabu bagi
seorang wanita Indonesia.
Nama Susi semakin sering menjadi topik pembicaraan, lantaran riwayat
pendidikannya. Ia dinilai tak pantas menjadi menteri, karena hanya
tamatan SMP.
Yang terbaru, Presiden Joko Widodo sendiri mengakui, Susi merupakan
sosok "gila". Itu ia ungkapkan melalui akun resmi Facebooknya, Ir H Joko Widodo, Sabtu (1/11/2014).
Namun, bukan berarti Jokowi menuduh menterinya tersebut menderita
sakit jiwa. "Kegilaan" Susi bagi si presiden adalah, visinya yang
tergolong out of the box.
Jokowi menuliskan pembicaraan dirinya dengan Susi sebelum pengumuman Kabinet Kerja, Minggu (26/10'/2014).
Kala itu, ia mengatakan membutuhkan sosok "orang gila" seperti Susi
untuk memuntaskan persoalan kelautan maupun perikanan. Jokowi juga
mengunggah foto Susi tengah menggendong nenek menuju pesawat maskapai
Susi Air.
Berikut "status" yang tertulis di akun Facebook Ir H Joko Widodo tersebut:
Sebelum diangkat menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan, Bu Susi Pudjiastuti bicara pada saya
"Pak saya surprise, Bapak angkat saya jadi Menteri, sebelumnya
saya sering disebut gila karena saya keras melemparkan ide dan
mengeritik ke menteri-menteri sebelumnya soal masalah perikanan dan
kelautan, tapi Bapak kok percaya pada saya?"
Saya jawab enteng saja "Ya Saya memang butuh orang 'gila' untuk melakukan terobosan" lalu Bu Susi tertawa.
Saya senang dengan cara kerja Bu Susi yang dalam jam-jam pertama
pekerjaannya membuka kesadaran publik bagaimana potensi laut kita dicuri
nelayan asing, juga target-target atas Kementerian Perikanan dan
Kelautan yang bisa memberikan devisa pada negara.
Bukan persoalan mudah untuk membangun industri kelautan apalagi
lautan kita menjadi ajang illegal fishing, namun tidak ada jalan lain,
demi kesejahteraan nelayan-nelayan kita, demi rakyat kita yang bisa
menikmati ikan laut dengan harga murah karena distribusinya yang lancar
maka kita harus kerja keras untuk itu.
Dan saya yakin Ibu Susi punya karakter untuk melayani, seperti ia yang sigap menggendong ibu yang sudah sepuh ini.
Selamat bekerja Ibu Susi, Jalesveva Jayamahe - Di Laut Kita Jaya-.(*)