 |
| Ilustrasi: Biogas (Antara) |
KOTABUMI, Mediawarga.info--Peternakan
memiliki posisi strategis bukan hanya sebagai penghasil bahan pangan, terutama
daging. Hasil sampingan dari usaha tersebut, yaitu; kotoran ternak, juga
merupakan potensi sebagai energi terbarukan sebagai daya dukung pengembangan
usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor peternakan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lampung Utara, Nourel Islamy di ruang kerjanya, Kamis (12/3/2015), mengatakan kotoran ternak bila di olah dapat dijadikan sebagai biogas.
Dengan pengolahan kotoran ternak
menjadi biogas tersebut, bukan hanya menghasilkan energi alternatif sebagai
bahan bakar bagi kebutuhan rumah tangga peternak semata. Tapi, diharapkan juga
mampu menghidupi industri kecil.
“Pengolahan kotoran ternak sebagai biogas bukan hanya memberi nilai tambah. Tapi, juga meminimalisir dampak lingkungan di wilayah setempat, seperti; pencemaran udara dengan bau kurang sedap yang ditimbulkan karena menumpuknya limbah organik” ujarnya.
Sementara, Sekretaris BLH, Akhmad Sodri menuturkan, selain bahan bakar alternatif untuk berbagai kebutuhan terutama memasak dan meminimalisir dampak lingkungan Yakni; pencemaran tanah atau air terutama udara karena konsentrasi tinggi limbah organik di areal. Hasil sampingan biogas, yakni; pupuk organik juga memberi manfaat dan nilai tambah tersendiri bagi peternak secara ekonomi.
“Pemanfaatan biogas memiliki keunggulan di banding bahan bakar minyak (BBM) sebab ramah lingkungan dan merupakan energi terbarukan” kata Sodri.
Di Lampung Utara, ada 30 titik sumur biogas bagi peternak
sapi di bangun pada tahun anggaran (TA) 2014 lalu melalui APBN yang menelan
total anggaran sekitar Rp 524.350 juta. Untuk rincian lokasi, ada di tiga
kecamatan yang masing-masing kecamatan di bangun 10 unit sumur biogas. Yakni;
Kecamatan Abung Selatan di Desa Abung Jayo, Kotabumi Selatan di Desa Kebon Lima
dan Kotabumi di Desa Sumber Arum.
Penulis: Yudhi Hardiyanto
Jurnalis Lampung Post
0 Komentar