Marwan Jafar: Target MDGs 2015 Mustahil Tercapai

Ilustrasi Potret Kemiskinan : Kawasan Kumuh di DKI Jakarta

Jakarta, Mediawarga.info--Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengemukakan, kemiskinan memang masalah yang sifatnya laten dan tidak mudah diatasi. Upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan dengan berbagai macam cara, namun penurunan jumlah penduduk miskin masih belum mencapai angka yang diharapkan. “Solusi kongkrit utuk mengatasinya adalah dengan program transmigrasi,” ujarnya.

“Kemiskinan adalah problem bangsa yang harus secepatnya kita entaskan karena menjadi hambatan dalam upaya pensejahteraan rakyat, meskipun tidak mudah tapi saya optimis transmigrasi bisa menjadi solusi kongkritnya. Bahkan bisa jadi program andalan dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia” ujar Menteri Marwan, menanggapi Pidato Presiden Joko Widodo dalam acara Penutupan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada Jumat (24/4) di Bandung. 

Sebagaimana diketahui, dalam pidatonya tersebut Presiden Jokowi mengakui kemiskinan menjadi tantangan utama negara-negara Asia-Afrika, termasuk Indonesia yang belum bebas dari masalah kemiskinan dan ketertinggalan dari negara-negara maju.

Seperti Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan target penurunan angka kemiskinan di Indonesia pada level 7,5% pada tahun 2015. Target ini nampaknya hampir mustahil dicapai, karena sampai dengan akhir tahun 2014 angka kemiskinan masih berada pada level 10,96% dari total penduduk Indonesia atau sebesar 27,7 juta orang.  

Sementara untuk tahun 2015 target penurunan angka kemiskinan yang dicanangkan Pemerintahan Jokowi-JK adalah sebesar 0,6% menjadi 10,3% atau sebesar 26 jutaan orang. Diperkirakan baru pada akhir tahun 2017 target MDGs tersebut bisa tercapai, dengan syarat penurunan kemiskinan selama 2 tahun ke depan secara konsisten berhasil mencapai angka 0,6% atau lebih.

“Saya yakin program transmigrasi bisa memberikan sumbangsih nyata dalam upaya menurunkan angka kemiskinan yang ditargetkan Pemerintah, karena melalui program transmigrasi bisa diputus sumber penyebab terjadinya kemiskinan yang membuat keluarga miskin sulit lepas dari jeratan kemiskinan” ungkap Menteri Marwan. 

Dikatakan Menteri Marwan lagi, secara sederhana kemiskinan bisa difahami sebagai kondisi dimana keluarga mempunyai penghasilan yang rendah dan tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya untuk berkembang menjadi lebih baik dan melepaskan diri dari kemiskinan.

“Solusinya adalah membuka selebar-lebarnya akses keluarga miskin terhadap pekerjaan atau usaha mandiri dengan penghasilan yang layak, hal ini bisa dipenuhi melalui program transmigrasi karena nantinya setiap keluarga transmigran akan mendapatkan jatah lahan untuk digarap, rumah tinggal sederhana, sarana dan peralatan secukupnya, penyuluhan, dan biaya hidup (jadup), jadi warga transmigran yang sebelumnya miskin mempunyai sumber penghasilan yang layak dan kehidupan yang lebih bermartabat” ujar Menteri Marwan. 

Pemerintah juga akan membangun infrastruktur di kawasan permukiman transmigrasi, tempat ibadah, sekolah, sarana medis, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Dengan adanya berbagai fasilitas ini, warga transmigran dapat menggarap lahan dengan tenang dan produktif, karena anak-anaknya bisa bersekolah dengan baik, mendapat layanan kesehatan memadai, bisa melaksanakan kegiatan sosial dan keagamaannya dengan nyaman.

“Keluarga transmigran juga bisa menambah penghasilan dengan mengembangkan berbagai usaha kreatif seperti industri kerajinan rumahan dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada, atau usaha lainnya seperti warung makan, warung kelontong dan usaha lainnya yang bisa meningkatkan kesejahteraan” imbuh Menteri Marwan. (Kemendesa.go.id)

Posting Komentar

0 Komentar