Kenapa Negara Tidak Hadir Untuk Seorang Mursid? | #CoretanRidwan


PRINGSEWU-Ada manusia ditempatkan Allah di situasi kegelapan yang amat gelap, terjebak di dalam gelapnya perut ikan paus di laut terdalam yang sangat gelap, yaitu Nabi Yunus AS. Tapi kemudian Allah keluarkan Nabi Yunus dari kegelapan berlapis itu.


Ada juga manusia yang terlahir dari kecil dalam kegelapan (Tunanetra), ditakdirkan menikah dengan sesama Tunanetra, kemudian oleh Allah diberikan cobaan lagi dengan stroke (lumpuh).


Tidurnya pun diruangan yang tidak layak, bau karena tdk pernah dibersihkan karena buang air ditempat. Tapi dia bukan nabi, hanya manusia bisa.


Namanya Mursid (43 tahun), berdomisili di Kelurahan Tanjung Senang Kota Bandar Lampung, Istri Mursid, Ratinem, juga penyandang Tunanetra sejak lahir.


Pasangan Tunanetra ini dikaruniai dua orang anak. Putera pertamanya, Eko Wahyudi, adalah remaja putus sekolah. Sedangkan anak kedua, Dwi Annisa, saat ini sedang menempuh pendidikan di SMPN 19 Bandarlampung. Keluarga pasangan Tunanetra ini hidup serba kekurangan. 


Kondisi Mursid tambah memperihatinkan karena menderita stroke, akibatnya ia tidak mampu berjalan (lumpuh) dan kesulitan berbicara.


Kini sang isteri harus mencari nafkah dengan cara mengamen di POM Bensin demi makan dan membayar sewa kontrakan.


Keluarga ini tinggal mengontrak bedengan di Jalan Cemara Raya, No. 27, RT. 03, Kelurahan Tanjung Senang, Bandarlampung.


Untuk meringankan beban keluarga Mursid, setiap bulan melalui Gerakan Sehari Seribu (SERBU) yang dipimpin oleh Ustadz Suparman Abdul Karim dari Pesantren Rahmatul Ummah As-Salafiyah An-Nahdhiyyah Lampung Selatan, memberikan donasi berupa uang tunai Rp. 500.000,- untuk bantuan konsumtif dan biaya pendampingan berobat. 


Bantuan diberikan juga untuk  anak kedua Mursid, Dwi Annisa, yang menerima donasi kualitatif (Biaya Pendampingan pendidikan) hingga Sarjana.


Pada Jum'at 27 Agustus 2021, Tim SERBU kembali mengunjungi Keluarga Mursid di kediamannya. 


Saat dihubungi via WA pada Minggu (29/08/2021), Ustadz Suparman membenarkan kondisi Mursid sekarang yang tidak berdaya dan membutuhkan uluran tangan dari masyarakat.


"Bantuan dari masyarakat dapat meringankan beban Keluarga Tunanetra yang sangat memprihatinkan ini", ungkap Ustadz Suparman.


Ia berharap dimasa depan anak-anak Mursid bisa menjadi Sarjana dan mandiri demi menjaga dan menafkahi kedua orang tuanya yang Tunanetra.


Beliau menghimbau kepada kaum Muslimin dimanapun berada untuk turut membantu keluarga ini. Bantuan bisa disalurkan melalui Gerakan SERBU atau langsung ke tempat yang bersangkutan di Kelurahan Tanjung Senang.


"Hari Jum'at lalu kami telah berbagi kebahagiaan, Pak Mursid mendoakan agar Allah memberkahi semua donatur berikut semua keluarga besarnya, jangan pernah berhenti untuk peduli", ungkap Ustadz Suparman


Menurutnya, jika ingin membantu Mursid dan keluarga melalui Gerakan SERBU bisa disalurkan via Rekening BANK MANDIRI dengan nomor rekening 1140016982343 a.n. SUPARMAN.


"Berbahagialah ketika kita sedia berbagi, dikarenakan Allah SWT telah mengijabah doa-doa orang-orang yang lemah melalui uluran tangan kita", pesan Ustadz Suparman kepada saya.


Profesi Mursid saat sehat adalah tukang pijat keliling dan saya sering menggunakan jasa pijatnya saat tinggal di Perumnas Way Halim, Bandar Lampung. 


Tapi sejak tinggal di Kecamatan Kemiling, saya terputus komunikasi hampir 6 tahun lamanya. Sampai saya melihat postingan Ustadz Suparman pada Minggu (29/08/2021). Saya sedih mendengarnya, Mursid sudah mengalami stroke lebih dari 3 tahun.  


Beruntung ada Ustadz Suparman dengan Gerakan Serbu-nya.


Pertanyaan sekarang, kenapa negara tidak hadir untuk seorang Mursid dan keluarganya?  Dimana negara?


Saya menangis kenapa Allah berikan cobaan yang begitu berat kepada seorang Mursid, dia bukan nabi dan dia seorang disabilitas. Apakah nanti Mursid bisa keluar dari kegelapan berlapisnya dan bisa melihat terang seperti halnya cerita nabi Yunus diatas? Insya Allah, Allah Maha Adil dan Bijaksana. 


Bagi Mursid, mungkin gelap berlapis di dunia tapi akan terang benderang diakhirat nanti. Aamiin Yaa Rabb.


لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

 "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."


Pringsewu, 31 Agustus 2021

Oleh : Muhammad Ridwan 

Posting Komentar

0 Komentar