Kembangkan Ekonomi Masyarakat, Program Kotaku Bangun Rumah Produksi Tapis dan Perca di Pringsewu

Desain Bangunan "Perca Sewu" di Pekon Rejosari Kecamatan Pringsewu
PRINGSEWU-Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Lampung melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) membangun rumah produksi tapis dan kain perca di Kabupaten Pringsewu.

Dilansir Tribun Lampung, Selasa (21/09/2021), infrastruktur rumah produksi ini dibangun melalui Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) Livelihood Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dengan nilai total sebesar Rp 1,7 miliar.

 

Nilai tersebut digunakan untuk 2 lokasi dengan masing-masing sebesar Rp 1 miliar untuk pembangunan Mahan (Rumah) Tapis di Pekon Margakaya dan Rp 700 juta untuk pembangunan Gedung Sewu Perca di Pekon Rejosari.

 

Tidak hanya ruang produksi, di dalam bangunan juga terdapat galeri, kantor, dan fasilitas lainnya.

 

Fajar Imanuel Simanjorang selaku PPK Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi Lampung menjelaskan bahwa dua bangunan ini berada di Kecamatan Pringsewu, tepatnya di Pekon Rejosari dan Pekon Margakaya yang merupakan lokasi Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) Program KOTAKU.

 

Pembangunan ini dilaksanakan oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di masing-masing Pekon dan dalam pelaksanaannya diawasi oleh Tim Korkot Kabupaten Pringsewu, Tim Teknis PKP dan OC4/KMW Provinsi Lampung.

 

Dalam kesempatannya beliau menyampaikan bahwa nantinya infrastruktur yang dibangun dapat meningkatkan perekonomian masyrakat sekitar terlebih pada masa pandemi covid-19 dan sekaligus membedayakan masyarakat yang mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing.

 

Awalnya, usaha ini dikerjakan di rumah non-permanen dan berlantai tanah. Kondisi itu berjalan selama tiga tahun produksi. Atas potensi ini, serta dukungan dari pemerintahan setempat, kelompok usaha tersebut mendapat bantuan rumah produksi yang nantinya akan digunakan untuk pengolahan sampai dengan pemasarannya.


Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sewu Perca, Sanim, mengungkapkan, Pekon Rejosari sudah memiliki usaha rumahan kain perca. Usaha ini melibatkan kurang lebih 25 warga sekitar.

 

Kain perca tersebut disulap menjadi barang bernilai jual seperti keset, sarung bantal, sarung guling, dan seprei. Sanim berharap, dengan adanya bantuan gedung dengan sarana dan prasarananya, bisa memotivasi masyarakat dalam usaha kain perca. Ke depannya, Pekon Rejosari dapat menjadi sentra produksi kain perca di Pringsewu.

 

"Mudah-mudahan Sewu Perca bisa jadi ikon Pekon Rejosari," harapnya.

 

Sementara itu, Koordinator LKM Bintang Harapan Pekon Margakaya, Sefriwan, mengungkapkan, Gedung Mahan Tapis menjadi harapan kembalinya kejayaan tapis Pekon Margakaya. Ia menjelaskan Pekon Margakaya tadinya terkenal sebagai wilayah pengrajin tapis.

 

Namun, citra itu mulai berkurang karena pendapatan dari menapis dinilai kecil. Alhasil, warga yang tadinya tekun menapis, ada yang beralih ke lapangan pekerjaan lain karena dinilai lebih menguntungkan. Keterlibatan warga dalam usaha tapis pun semakin berkurang dan berdampak pada produksi tapis.

 

Menurut Sefriwan, selama ini warga hanya menjadi pekerja upahan dalam menapis. Sehingga, pendapatan yang diperoleh dinilai kurang. Melalui rumah produksi tapis ini, harapannya dapat membuka peluang pasar.

 

“Sehingga tidak lagi sebagai pekerja upahan, melainkan warga dapat menjual langsung hasil tapis kepada pembeli melalui galeri di Mahan Tapis,” katanya.

Selain itu, nilai beli dapat disesuaikan dengan pasaran. Dampaknya, pendapatan warga penapis akan semakin meningkat.

 

"Harapannya dengan dibangunnya gedung ini, Pekon Margakaya jadi sentra tapis seperti dulu," ujar Sefriwan.

 

Manajer Kelompok Pengelola Usaha Tapis, Jelita, menginginkan rumah produksi ini mampu mendatangkan wisatawan yang bisa melihat langsung pembuatan tapis. Selain itu, bisa mencoba memakai pakaian adat  Lampung dan berswafoto di spot foto yang ada di galeri tersebut.

 

“Di samping itu, akan disediakan juga merchandise yang dapat dijadikan buah tangan bagi pengunjung Mahan Tapis” katanya.

 

Koordinator Kota KOTAKU Pringsewu, Ridwan, berharap terbangunnya dua rumah produksi dan infrastruktur pendukungnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Baik kain perca maupun tapis, pemasarannya diharapkan akan menjadi lebih baik lagi.

 

"Tidak hanya lokal melainkan antarkota antarprovinsi," ujarnya.

 

Dengan terbangunnya rumah tapis dan perca ini diharapkan Tapis menjadi primadona kembali dan menjadi ikon Pringsewu.

 

“Demikian juga kain perca, sebagai bagian usaha memperluas produk unggulan Pringsewu,” imbuhnya.


Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Rumah Tapis dan Perca Dibangun di Pringsewu. 


Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Daniel Tri Hardanto

Posting Komentar

0 Komentar